Uniknya Tato Dayak dan Maknanya
MEGAPOLITANJATIM,||.Tato adalah fenomena global nan terjadi hampir di seluruh dunia. Tato sebagai lambang atau simbol nan dipakai dibagian tubuh bagi tujuan tertentu Seperti seni, identitas diri, bahkan menjadi hobby atau sebagainya. Menurut para pandai album budaya, tato ini sudah muncul sejak 12.000 tahun SM.
Pada zaman dahulu tato dilambangkan andai ritual plong suku—suku seeperti Mmaori, Incca, Ainu, polynesians.
Tato yang merupakan fragmen body painting adalah suatu produk dari kegiatan menggambar sreg selerang tubuh dengan menggunakan alat sejenis jarum maupun benda yang dipertajam yang terbuat bersumber flora.
Gambar tersebut dihiasi dengan pigmen bercat warni (Abdul Hatib, 2006: 83).
Tradisi tato sudah lalu dikenal oleh umum zaman habis sampai pada akhirrnya populer di limbung masyarakat modern dan dominan banyak diminati maka itu anak remaja.
Umum kaki di Indonesia punya beragam budaya yang individual, salah satunya adat istiadat tato pada masyarakat Dayak Iban di Kalimantan Barat.
Tato sungguh tdak asing lagi untuk masyarakat Dayak.
Memang tidak semua suku Dayak memiiliki tradisi tersebut, saja pada suku Dayak Iban zaman dulu adat istiadat melukis di tubuh ini merupakan kegiatan religius.
Tato tidak belaka sebuah simbol dengan menceracam dapat dipakai orang sebagai halnya masa ini ini mengingat perkembangan tato melaju pesat didukung teknologi yaang mempermudah proses pembuatan tato pada jasmani
Topik mengenai tato menarik untuk Di telaah karena budaya tato lega umum Dayak tidak tradisi sembarangan, ini merupakan sebuah kegiatan religus umum suku, sehingga budaya tato cukup diteliti.
Tato sebagai bagian dari tradisi religi, harga diri sosial, penghargaan, ahli pengobatan maupun merepresentasi sesorang suka bertualang, tato tersebut bersambung akrab dengan kehidupan berasal alam dan mitologi-mitologi Dayak.
Seperti contoh tato bunga terong dipinggang, menandakan dia adalah seseorang yang mutakadim mengembara ke satu tempat.
Di masyarakat Dayak Iban, tato menggambarkan status sosial. Kepala adat, kepala kampung, dan senapati menato diri dengan simbol mayapada atas.
Simbol manjapada bawah hanya merias tubuh mahajana legal.
Motif ini diwariskan terban-temurun untuk menunjukkan garis kekerabatan. Motif yang digunakan publik Dayak Iban cak bagi mengukir sreg tubuh berhubungan erat dengan hidup pataka (alas).
Dengan demikian, motifnya cak semau yang berasal berpunca tumbuhan sama dengan rente, dan buah yang semua n kepunyaan makna cak bagi mahajana Dayak Iban
Suka-suka tujuh bentuk motif tato nan berhubungan erat dan sering digunakan masyarakat Dayak Iban. Selain motif, ajang alias lokasi untuk diukirkan lembaga lagi lain dapat membabi buta.
1) motif rekong
2) rente terong,
3) ketam,
4) Kelingai
5) biji pelir andu,
6) bunga ngkabang (tengkawang)
7) dan bunga terung gelintar pinggang yang masing-masing memiliki makna.
Tato maupun ukir rekong(leher)
Untuk umum Dayak Iban seseorang yang mendapatkan cukilan rekong yaitu orang yang memiliki takhta masyarakatnya, seperti Timanggong/Temanggung dan Panglima atau orang yang dituakan di kampung halamannya sendiri atau di tempat merantau.
Motif rekong, berlainan-cedera bentuknya karena disesuaikan dengan jabatan dan geta. Selain itu, antara sub tungkai Dayak yang suatu dengan yang lainnya kembali memiliki gambar motif yang berbeda tapi memiliki makna yang sama.
Motif rekong(leher) boleh berupa sayap kupu-kupu, kalajengking merayap dan kepiting. Intinya cenderung berbentuk motif hewan.
Masyarakat Dayak nan biasanya tato rekong di gala merupakan Dayak Kayan, Dayak Taman, dan Dayak Iban.
Sementara masyarakat Dayak sah yang tato rekong di leher akan dikenakan sanksi atau hukuman adat.
Bunga terong
Bunga terong merupakan anakan kebanggaan masyarakat Dayak Iban. “Anak uang terong telah naik, orang itu mutakadim profesional, kalimat itu sering diucapkan masyarakat Iban. Karena terong itu kebanggaan masyarakat Iban. Terong juga menjatah makna pangkat/singgasana sebab umumnya letak pertama suka-suka di bahu.
Kerangka motif dan jenis bunga terong ada bineka varietas dan letaknya juga berlainan. Cak semau yang tato terong dan meletakannya di lengan, tangan, kaki, dan perut, serta ada juga memahat seluruh tubuhnya dengan anak uang terong.
Bunga terong ada nan bersayap enam dan cak semau yang okta-. Seorang masyarakat Dayak Iban yang memiliki anakan terong berkeliling pinggang delapan biji zakar bermanfaat orang itu sudah mumbung atau sudah puas merantau.
Motif anakan terong merupakan anak uang kebangaan masyarakat Dayak Iban, bunga tarong pun bermakna tinggi/kedudukan, sebab umumnya letak pertama ada di bahu arah kiri dan kanan.
Publik Dayak Iban yang memiliki anakan tarong yakni seorang nan pemberani dan sudah lalu mendabih, mengayau (membantai pengarah musuh saat perang suku), masa lalu orang yang mengaryakan anakan terong disebut senapati
Motif kelingai
Darurat motif kelingai melambangkan binatang nan cak semau di lubang tanah memberikan kelebihan semangat kita lain tanggal dengan alam atau bumi. Motif kelingai biasanya diletakan di paha maupun betis.
Motif kepiting
Motif ketam pula memberikan arti hidup selalu menyentuh dengan alam.
Meski semacam itu, kepiting rata-rata diletakan puas badan bagian jejak kaki atau tepatnya dibelakang punggung. Sementara itu motif biji pelir andu dan bunga ngkabang alias anakan tengkawang melambangkan sumber spirit.
Buah tengkawang merupakan bunga yang paling banyak di kampung awam Iban dan ditatokan di atas perut.
Motif biji kemaluan andu
Motif buah andu puas biasanya diukirkan di belakang paha, yang membagi arti, ketika merantau kita selalu bepergian jauh dan buah andu umpama makanan kerjakan menyambung hidup.(da/sof)
Tato Bunga Terong 3 Dimensi
Source: https://megapolitanjatim.com/2020/11/13/uniknya-tato-dayak-dan-maknanya/