Ubi |
|
---|---|
Manihot esculenta![]() |
|
|
|
Data | |
Sumber dari |
singkong, tepung ubi kayu dan Oloyti (en) ![]() ![]() |
Tumbuhan | |
Jenis buah |
kapsul![]() |
Taksonomi | |
Divisi | Tracheophyta |
Upadivisi | Spermatophytina |
Klad | Angiospermae |
Klad | mesangiosperms |
Klad | eudicots |
Klad | core eudicots |
Klad | Superrosidae |
Klad | rosids |
Klad | fabids |
Ordo | Malpighiales |
Famili | Euphorbiaceae |
Genus | Manihot |
Keberagaman |
Manihot esculenta ![]() Crantz |
Kaspe,
singkong prancis,
ubi sampa,
singkong,
singkong, ataupun
ubi
(Manihot esculenta) adalah perdu tropis dan subtropis tahunan berbunga kaki Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas seumpama rahim resep perakit karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Deskripsi
[sunting
|
sunting sumber]
Perdu bisa mencapai hingga 7 meter dengan simpang agak berat. Akar tunggang dengan sejumlah akar cabang nan kemudian melembung menjadi pongkol akar yang dapat dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2–3 cm dan tinggi 50–80 cm, tergantung dari klon/kultivar. Interior umbinya berwarna ceria atau kekuning-kuningan. Pongkol ubi tidak resistan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru ilegal akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat meracun bakal manusia.[1]
Umbi mulai sejak ubi kayu merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terwalak pada daun ubi karena mengandung asam amino metionina.
[butuh rujukan]
Sejarah dan pengaruh ekonomi
[sunting
|
sunting sumber]
Batang ubi kayu. Masa tanam 8 – 10 rembulan.
Buah ubi gawang keberagaman tertentu.
Sejarah budidaya dan penyebarannya
[sunting
|
sunting sumber]
Manihot esculenta
pertama siapa dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay, sejak adv minim lebih 10 ribu tahun yang dulu. Rangka-rajah modern dari tipe yang sudah lalu dibudidayakan boleh ditemukan bertumbuh terlarang di Brasil daksina. Walaupun tipe
Manihot
yang liar suka-suka banyak, semua kultivar
M. esculenta
dapat dibudidayakan. Lamun demikian, bukti-bukti arkeologis budidaya singkong justru banyak ditemukan di kebudayaan Indian Mujarad, tepatnya di Meksiko dan El Salvador.
Produksi singkong mayapada diperkirakan mencecah 192 juta ton lega perian 2004. Nigeria menempati urutan pertama dengan 52,4 juta ton, disusul Brasil dengan 25,4 juta ton. Indonesia menempati posisi ketiga dengan 24,1 miliun ton, diikuti Thailand dengan 21,9 juta ton (FAO, 2004[2]) Sebagian osean produksi dihasilkan di Afrika 99,1 miliun ton dan 33,2 miliun ton di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.
Di Hindia Belanda
[sunting
|
sunting sumber]
Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (hari itu Hindia Belanda) pada sekitar tahun 1810,[3]
setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 dari Brasil. Menurut Haryono Rinardi intern Strategi Singkong Zaman Kolonial, singkong masuk ke Indonesia dibawa maka itu Portugis ke Maluku sekitar abad ke-16. Tanaman ini bisa dipanen sesuai kebutuhan. “Resan itulah yang menyebabkan tanaman kaspe kayu berkali-kali disebut bak gudang persediaan di bawah tanah,” tulis Haryono.
[titit rujukan]
Zakar waktu lama singkong menyebar ke kewedanan lain, terutama ke Pulau Jawa. Diperkirakan kaspe kelihatannya pertama diperkenalkan di suatu kabupaten di Jawa Timur puas 1852. “Bupatinya sebagai koteng pegawai negeri harus mengasihkan contoh dan bertindak andai pelopor. Kalau tidak, rakyat bukan akan memercayainya adakalanya,” tulis Pieter Creutzberg dan J.T.M. van Laanen dalam Sejarah Perangkaan Ekonomi Indonesia.
[butuh rujukan]
Namun hingga 1876, sama dengan dicatat H.J. van Swieten, kontrolir di Trenggalek, n domestik buku De Zoete Cassave (Jatropha janipha) nan berasal 1875, singkong adv minim dikenal atau tak suka-suka kadang kala di sejumlah adegan Pulau Jawa, hanya ditanam osean-besaran di bagian tidak. “Bagaimanapun juga, ubi kayu detik ini mempunyai arti yang makin besar intern ikatan tembolok pemukim dibandingkan dengan sepenggal abad yang lewat,” tulisnya, sebagaimana dikutip Creutzberg dan van Laanen. Sampai selingkung tahun 1875, konsumsi ketela pohon di Jawa masih rendah. Bau kencur lega permulaan abad ke-20, konsumsinya meningkat pesat. Pembudidayaannya lagi merambat. Tambahan pula rakyat diminta memperluas tanaman singkong mereka.
[butuh rujukan]
Peningkatan penanaman singkong seia sekata dengan pertumbuhan penduduk Pulau Jawa yang pesat. Ditambah lagi produksi pari tertinggal di belakang pertumbuhan penduduk. “Ketela pohon khususnya menjadi sumber pangan komplemen yang disukai,” tulis Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia V. Hingga saat ini, singkong telah menjadi pelecok satu objek alas yang utama, tidak semata-mata di Indonesia namun juga di dunia. Di Indonesia, ketela pohon merupakan nafkah pokok ketiga sehabis gabah-padian dan jagung.
[butuh rujukan]
Hindia Belanda persaudaraan menjadi salah satu pengekspor dan penghasil tepung tapioka terbesar di dunia. Di Jawa banyak sekali didirikan industri-pabrik pengolahan ketela pohon bikin dijadikan tepung tepung gaplek. Seperti dalam buku
Handbook of the Netherlands East Indies, pada tahun 1928 teragendakan 21,9% produksi tapioka diekspor ke Amerika Serikat, 16,7% ke Inggris, 8,4% ke Jepang, lalu 7% dikirim ke Belanda, Jerman, Belgia, Denmark dan Norwegia. Lazimnya debu olahan ubi kayu tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku lem dan permen karet, industri tekstil dan furniture.
[butuh rujukan]
Sampeu
[butuh rujukan]
dan Singkong adalah nama tempatan di wilayah Jawa Barat lakukan tanaman ini. Nama “kaspe” dan “ubi” dipakai dalam bahasa Melayu secara luas. Nama “ketela” secara etimologi berasal dari kata kerumahtanggaan bahasa Portugis “castilla” (dibaca “kastiya“), karena tumbuhan ini dibawa oleh orang Portugis dan Castilla (Spanyol).
[burung rujukan]
Pengolahan
[sunting
|
sunting perigi]
Umbi singkong dapat dimakan mentah. Kandungan utamanya adalah sari dengan sedikit glukosa sehingga rasanya terbatas manis. Pada keadaan tertentu, terutama bila teroksidasi, akan terbentuk glukosida racun yang lebih lanjut membentuk asam sianida (HCN). Sianida ini akan mengasihkan rasa ki getir. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN masing-masing kilogram pongkol bugar, dan 50 kali bertambah banyak pada pongkol yang rasanya pahit. Proses pemasakan dapat secara efektif menurunkan kadar racun.
[butuh rujukan]
Bermula sari umbi ini dibuat tepung tapioka (kanji).
Penggunaan
[sunting
|
sunting sumber]
Dimasak dengan beraneka rupa mandu, singkong banyak digunakan pada plural macam masakan. Direbus bikin menggantikan kentang, dan adendum masakan. Tepung singkong bisa digunakan untuk mengganti serdak gandum, cocok untuk penanggung alergi gluten.
Kadar nutrisi
[sunting
|
sunting sumber]
Alat pencernaan gizi ubi kayu sendirisendiri 100 gram menutupi:[4]
- Kalori 121 kal
- Air 62,50 gram
- Fosfor 40,00 gram
- Fruktosa 34,00 gram
- Zat kapur 33,00 miligram
- Vitamin C 30,00 miligram
- Protein 1,20 gram
- Logam 0,70 miligram
- Lemak 0,30 gram
- Vitamin B1 0,01 miligram
Sedangkan patera singkong yang banyak dijadikan sayuran plong masakan Sunda dan masakan Padang n kepunyaan nutrisi sebagia berikut:[5]
Gizi | Eceran | Kadar |
---|---|---|
Zat putih telur | gram | 6.8 |
Zat kapur | mg | 165 |
Fosfor | mg | 54 |
Besi | mg | 2.0 |
Vitamin A | IU | 11000 |
Vitamin C | mg | 275 |
Diversifikasi tanaman singkong
[sunting
|
sunting sumber]
Tanaman kaspe disebut manis atau beracun, terjemur kandungan asam hydrocyanic dalam akarnya, yang masyarakat diakui mengandung kurang berbunga 50 miligram asam hydrocyanic per kilogram alamat segar. Momen ini cawis 10 tipe kaspe di pasaran. Kesepuluh spesies tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni kerumunan varietas ubi untuk wana dan untuk industri.
Varietas lakukan jenggala adalah
- N1 Mekarmanik
- Adira 1
- Malang 1
- Malang 2
- Darul Hidayah.
Sedangkan cak bagi ketela pohon industri ialah
- N1 Mekarmanik
- Adira 2
- Adira 4
- Malang 4
- Malang 6
- UJ 5
- UJ 3.
Jenis lakukan pangan mempunyai tekstur pangkal pohon yang pulen dengan kadar HCN < 50 miligram per kilogram dan memiliki rasa tidak pahit. Sementara itu ketela rambat cak bagi industri punya takdir patin atau bilangan bulan-bulanan kering seputar 0,6 gram sendirisendiri kilogram
Bilang varietas berjaya singkong yang telah dilepas oleh Kementrian Pertanian antara enggak Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1, Malang 2, Darul Hadiah, Malang 4 ataupun Malang 6.
Etimologi dan sinonim
[sunting
|
sunting sumber]
Singkong yaitu nama tempatan di wilayah Jawa Barat bagi pokok kayu ini. Nama “kaspe kayu” dan “ketela pohon” dipakai internal bahasa Melayu secara luas. Tanda “ketela” secara etimologi berasal berpokok kata “castilla” (dibaca “kastilya”), karena tanaman ini dibawa oleh orang Portugis dan Castilla (Spanyol).
[butuh rujukan]
Privat bahasa domestik, bahasa Jawa menyebutnya
Telo, bahasa Sangihe
bungkahe, bahasa Tolitoli dan Gorontalo
kasubi, dan bahasa Sunda
sampeu.
[titit rujukan]
Sementara dalam bahasa Rejang, tanaman ini dikenal perumpamaan
ubai.[6]
Produksi sedunia
[sunting
|
sunting sumur]
Posisi | Negara | Banyaknya Ton |
---|---|---|
1 |
![]() |
52.403.500 |
2 |
![]() |
25.441.700 |
3 |
![]() |
24.009.600 |
4 |
![]() |
21.912.400 |
5 |
![]() |
15.569.100 |
6 |
![]() |
14.333.500 |
7 |
![]() |
14.240.900 |
8 |
![]() |
9.875.500 |
9 |
![]() |
8.076.000 |
10 |
![]() |
6.267.160 |
Dunia |
Tatap pula
[sunting
|
sunting sumber]
- Arracacha
- Kentang
- Peuyeum
- Singkong keju
- Tape
- Tepung gaplek
Referensi
[sunting
|
sunting sumber]
Referensi umum
[sunting
|
sunting sumber]
- FAO, June 2003 cassava market assessment Diarsipkan 2007-11-24 di Wayback Machine., 2003
- Cereda, M.P. and Mattos, M.C.Y. (1996). “Linamarin – The Toxic Compound of Cassava”. Journal of Venomous Animals and Toxins (online) 2 (1), 6-12; ISSN 0104-7930 [1]
Referensi spesial
[sunting
|
sunting mata air]
-
^
“Senyawa HCN pada Singkong”.
Balitkabi
(dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal
2021-03-29
.
-
^
FAO. 2004. Global Cassava Market Study, Rome -
^
Payer, M.
HBI weltweit. 5.3. Zur Geschichte Indonesiens.
Edisi 1997-03-18. Diakses 18 Mei 2007 -
^
kadar vitamin -
^
Wied Harry Apriadji (2007).
Makan Enak Kerjakan Sehat, Bahagia, dan Abadi Muda. Gramedia. hlm. 65. ISBN 9792231315.
-
^
Ikram, Sutjiatiningsih, Dalip, & Soejanto 1993, hlm. 58. -
^
“Statistik [[FAO]] halal, baca di 14 Maret 2010”. Diarsipkan berusul varian masif tanggal 2012-06-23. Diakses tanggal
2010-03-14
.
Daftar pustaka
[sunting
|
sunting sumber]
-
Ikram, M.; Sutjiatiningsih, Sri; Dalip, Achmaddin; Soejanto, Soejanto (1993).
Memori Kontrol Pelita terhadap Mahajana Pedesaan di Bengkulu. Jakarta: Departemen Pedidikan dan Kultur, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Poin Tradisional, Proyek Pencatatan dan Dokumentasi Sejarah Kebangsaan. hlm. 58. Diakses tanggal
7 Desember
2021.
Pranala luar
[sunting
|
sunting sumber]
-
(Inggris)
Cassava – Purdue University Horticulture Diarsipkan 2003-03-26 di Wayback Machine. -
(Inggris)
Cassava Pests: From Crisis to Control -
(Inggris)
GM cassava plants that have reduced cyanogens Diarsipkan 2014-01-08 di Wayback Machine. -
(Inggris)
Mendunia Cassava Development Strategy Diarsipkan 2017-12-03 di Wayback Machine. -
(Inggris)
The Case for Cassava - Guna-guna Proklamasi Ubi kayu Diarsipkan 2015-07-08 di Wayback Machine.
- Pangkal Mula Singkong
- Akar Album Singkong, Majalah Historia Diarsipkan 2014-12-27 di Wayback Machine.
Tanaman Singkong Termasuk Dalam Genus
Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Ubi_kayu